Popular Post

Popular Posts

Recent post

Archive for Maret 2017

RESUME 

Pendidikan Multikultural merupakan pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam persektif dari berbagai kelompok kultural. 
Tujuannya adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid yang mempersempit gap dalam prestasi akademik antara murid kelompok utama dengan kelompok minoritas. 
Keadilan sosial merupakan salah satu nilai dasar dalam bidang ilmu. komponen utamanya ialah reduksi prasangka dan pedagogi ekuitas.

reduksi prasangka merupakan aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeleminasi pandangnan negatif dan stereotip terhadap orang lain. 
Pedagogi ekuitas merupakan modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi yang tepat baik untuk anak lelaki atau perempuan dan untuk semua kelompok etnis. 

MeEMBERDAYAKAN MURID
Pemberdayaan merupakan memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang lebih adil.
Sonia Nieto (1992) seorang keturunan Puerto Rico yang besar di New York City memberikan rekomendasi sebagai berikut :
1. Kurikulum sekolah harus jelas, antirasis, dan antidiskriminasi.
2. Pendidikan multikultural harus menjadi bagian dari setiap pendidikan murid.
3. Murid harus dilatih untuk lebih sadar budaya. 

Salah satu strategi yang paling kuat untuk meningkatkan hubungan diantara anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda adalah kelas Jigsaw, dimana kelas yang murid dari berbagai latar belakan kultural berbeda diminta bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda darfi suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama. 
Lalu murid yang belajar berfikir secara mendalam dan kritis tentang relasi antaretnis kemungkinan akan berkurang prasangkanya dan tidak lagi menstereotipkan orang lain. 

MENGURANGI BIAS
Kurikulum ini lebih mendorong guru untuk menghadapi isu bias yang mengganggu ketimbang menutup-nutupi bias itu.
Berikut strategi yang direkomendasikan untuk guru :
1. Ciptakan lingkungan kelas antibias dengan memasang gambar anak dari berbagai etnis dan kultural.
2. Pilih materi drama, seni, dan aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman etnis dan kultural. 
3. Gunakan boneka persona untuk anak kecil.
4. Bantu murid menolak stereotip dan diskriminasi.
5. Ikutlah dalam aktivitas peningkatan kesadaran untuk memahami pandanngan kultural anda sendiri. 
6. Bangun dialog guru / orangtua yang membuka diskusi tentang masing-masing pandangan. 

SEKOLAH DAN KOMUNITAS SEBAGAI SATU TIM 

Ada tiga aspek dari Comer Project yakni :
1. Pemerintah dan tim manajement yang mengembangkan rencana sekolah yang komperhensif, penilaian strategi, dan program pengembangan staf.
2. Tim pendukung sekolah dan kesehatan mental.
3. Program orangtua.
program Comer menekankan pendekatan no-fault (yakni fokus pada pemecahan masalah, bukan saling menyalahkan), tidak ada keputusan kecuali melalui konsensus dan tidak ada "paralysis" (tidak ada suara tidak setuju yang bisa menghadang keputusan mayoritas. 






MOTIVASI MULTIKULTURAL

Anggota Kelompok 5 ,Psikologi Pendidikan:
1.     MirandaSianturi
2.     NashihaSfifa A
4.     NadaPertiwi
5.     Miranda
6.     IanitaPA
7.     AbdulHafiz
1. Masa Bayi ( 0-2 Tahun)
2. Masa Prasekolah atau Kanak-kanak Awal (2-6 Tahun)
Masa prasekolah atau kana-kanak Awal ada 4 masa yang biasanya dihadapi yakni:
·         Masa Negativis (Trotrzalter), contohnya: Jangan makan tapi dia makan maksudnya berlawanan yang dilakukan.
·         Masa Bermain (Unoccupied Behavior, Onlooker, Solitary depedent Play, Parallel Praly, Associative Play, and Cooperative Play)
·         Masa Explorasi, contohnya: Banyak bertanya.
·         Masa Meniru.
ü  Tahap perkembangan Kognitif menurut Piaget: Praoperasional, dengan cirri-ciri belajar menggunakan bahasa, dan cara berpikir bersifat Egosintris.
ü  Tingkat Perkembangan Moral menurut Kohlberg:
Prakonvensional;
o   Tahap 1 : Orientasi Hukuman
o   Tahap 2 : Orientasi Ganjaran
3. Masa Kanak-kanak Akhir
Sejak 6 tahun sampai matang secara seksual (setara dengan usia tingkat SD) dan pengaruh teman sebaya mulai dominan.
ü  Tahap Kognitif Operasional konkrit yakni mampu berpikir logis tentang objek dan kejadian serta menguasai konversi jumlah dan berat, dan mampu mengklasifikasi objek.
ü  Menurut Erikson yakni Tahap Industy VS Inferiority (Percaya diri atau Berani VS kurang percaya diri).
ü  Tahap Perkembangan Moral Konvensional
o   Tahap 3 : Orientasi “good boy or girl”
o   Tahap 4 : Orientasi Otoriras, biasanya saat menduduki Sekolah Menengah Pertama
4. Masa Remaja (Adolescense)
            Usia 11 atau 12 samapi 18 atau 24 Tahun, dengan ditandainya oleh Menarche &Polution (Hormon Seksual) atau (mimpi basah) pada masa perkembangan seksual. Perkembangan fisik mengarah ke bentuk badan, perkembangan Heteroseksual (Tertarik pada lawan jenis), dan perkembangan Emosional (emosi tidak stabil, berubah-ubah dan cenderung meledak-meledak).
ü  Perkambangan Kognitif yakni Operasional Formal dengan cirri-ciri:
-          Mampu berpikir logis mengenai sesuatu yang abstrak
-          Menaruh perhatian tentang masa depan
-          Konsep ideologis
-          Membuat hipotesis dari apa yang mereka lihat
ü  Pola pikir censerung Egosentris
ü  Perkembangan Identitas Diri yakni Identity VS Role Conforion, contohnya cenderung ingin mencoba, meniru “idolannya”, dam timbul pertanyaan “siapa saya” seperti ingin diakui dirinya di tempat lingkungannya.
ü  Perkembangan moral, biasanya terdapat tingkat konvernsional namun sebagian sudah Post konvensional.
o   Tahap 5 : Orientasi Kontrak Sosial
o   Tahap 6 : Orientasi Asas Etis, contohnya menaati rambu lalu lintas dalam arti sudah mulai menaati dan melakukan etika yang benar.

PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

POWER POINT PSIKOLOGI PENDIDIKAN : PERENCANAAN, INSTRUKSI DAN TEKNOLOGI
Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Perencanaan, instruksi dan teknologi

Oleh Kelompok 5


 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017







- Copyright © Life - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -